Pastinya kita tiruana sudah bersahabat dengan kebudayaan Samurai yang orisinil dari Jepang tersebut. Berbicara mengenai para kaum samurai, biasanya banyak manusia akan eksklusif sanggup membayangkan bahwa mereka yakni para kaum kesatria dari Jepang yang bersenjatakan pedang Katana, dan tentunya mereka tiruana sudah dibekali dengan kemampuan bertarung dengan memakai pedang Katana. Bahkan, di cerita hidup samurai juga sudah banyak diangkat di dalam film serta novel-novel dikenal yang ada di dunia.
Nah, sudah niscaya akan ada berbagai fakta-fakta unik serta menarik yang tersimpan dibalik keagungan serta kehebatan para kaum samurai yang sangat melegenda tesebut. Berikut di bawah ini bisa anda simak bermacam-macam fakta unik mengenai kehidupan para kaum samurai :
Ternyata, kaum samurai itu tidak hanya dari golongan laki-laki saja
Kebanyakan orang hanya meyakini bahwa para kaum samurai itu yakni para kaum laki-laki saja. Namun ternyata juga ada kaum perempuan yang dulunya memang mendapatkan latihan khusus yang setara dengan para calon samurai dari golongan pria. Kaum samurai dari golongan perempuan itu disebut Onna-Bugeisha. Dan yang lebih hebatnya lagi, para Onna-Bugeisha itu juga akan ikut turun berperang serta bertarung dalam ganasnya medan pertempuran kala itu.
Selama ini, teks sejarah memang tidak terlalu sering membicarakan wacana keberadaan kaum samurai wanita, sehingga kebanyakan pihak memang akan menduga bahwa kaum samurai hanya dari golongan kaum laki-laki saja. Pasalnya, di dalam tradisi Jepang, tugas seorang darah biru perempuan memang sebagai kaum yang hanya akan tinggal di rumah saja. Akan tetapi, sebuah riset terbaru berhasil menemukan bahwa lebih 30 jenasah dari total 105 mayat samurai yakni kaum wanita. Riset serupa yang ada di tempat lain juga telah menyimpulkan hal yang serupa juga.
Kaum samurai ternyata tidak hanya dari orang Jepang saja
Kalau anda pernah menonton sebuah film berjudul The Last Samurai, tentunya anda juga akan sudah mengetahui bahwa seorang yang bukan orisinil berasal dari Jepang juga sanggup menjadi seorang samurai pada ketika kondisi tertentu. Hal ini merupakan sebuah kehormatan khusus yang memang hanya akan didiberikan pemimpin tertinggi setempat, menyerupai seorang Daimyo (ningrat daerah) ataupun seorang Shogun (ningrat perang). Di dalam catatan sejarah, ternyata hanya ada 4 orang orang dari Barat yang berhasil mendapatkan kehormatan seorang samurai. Mereka berjulukan Jan Joosten van Lodensteijn, William Adams, Eugene Collache, serta Edward Schnell. Dari empat laki-laki barat ini, Adams merupakan tokoh yang yang paling berpengaruh, sebab beliau telah juga menjadi penasihat bagi Shogun.
Para kaum samurai bukan hanya jago berperang, namun mereka pada umumnya juga mempunyai strata pendidikan yang tinggi
Ternyata, para kaum samurai bukan hanya sekedar pasukan yang hanya mempunyai keahlian berperang semata, tapi mereka juga merupakan kaum darah biru yang memang amat sangat dihormati dan disegani. Maka dari itulah, kaum samurai bekerjsama juga para kaum kesatria yang juga mempunyai strata pendidikan yang tinggi.
Pada masa sedikitnya orang Eropa yang sanggup membaca kala itu, ternyata banyak para samurai yang sudah sanggup membaca dan berbahasa Inggris dengan sangat baik. Tercatat juga, bahwa kaum samurai juga juga sangat jago dalam bidang ilmu matematika. Tidak hingga di situ saja, para kaum samurai kebanyakan juga selalu berpartisipasi di dalam kegiatan seni serta kebudayaan setempat. Banyak sekali aspek berkesenian yang juga dikuasai oleh para kaumsamurai Jepang, di antaranya yakni puisi, merancang taman batu, melukis, seni tradisi minum teh, seni kaligrafi, seni sastra, hingga seni untuk merangkai bunga.
Senjata tangguhan para Samurai bukan hanya pedang Katana saja
Kebanyakan manusia juga akan selalu berasumsi bahwa kaum samurai hanya bersenjatakan pedang katana saja. Namun tenyata, senjata para kaum samurai itu juga tidak mengecewakan beragam, ada pedang katana (pedang panjang), dan ada juga pedang daisho (pedang kecil), dan juga ada yumi alias busur panah yang panjang. Para kaum samurai juga tercatat sangat jago di dalam menembakkan busur anak panah, bahkan sanggup mereka lakukan sembari menunggang kuda.
Kaum samurai yakni Pasukan Elit dengan jumlah yang banyak
Walau tergolong sebagai pasukan elit kerajaan, bukan berarti kaum samurai itu jumlahnya sedikit. Kata “samurai” sendiri mempunyai arti “mereka yang mengabdi kepada kaum ningrat”. Seiring dengan berjalannya waktu, pengertian orisinil dari samurai itu kian berubah dan mulai diasosiasikan sebagai kelas “bushi”, kelas menengah ke atas, dan prajurit elit papan atas. Maka, jumlah dari kaum samurai itu bekerjsama sangatlah banyak, dan bahkan tercatat pernah mencapai 10 persen populasi penduduk Jepang pada masa kejayaannya.
Samurai dan prinsip “Bushido”
Prinsip “Bushido” atau mempunyai arti “Jalan Kesatria”, merupakan filosofi luhur yang dianut oleh tiruana kaum Samurai. Prinsip jalan hidup tersebut dianggap sebagai sebuah jalan yang sangat terhormat, yaitu dengan mengedepankan kewajiban serta kesetiaan pada satu majikan hingga titik darah penghabisan. Meskipun jalan hidup “Bushido” itu tidak mengecewakan bermacam-macam dan ada di bawah efek pedoman Buddha serta Confucius, namun semangat kesatria yang ada di dalam benak kaum samurai itu tetaplah sama dan teguh. Termasuk salah satunya yakni menekankan kemampuan militer serta tidak mengenal rasa takut ketika berhadapan dengan para musuh. Semangat Bushido juga sangat menekankan pada spirit kesederhanaan, semangat kebaikan, semangat kejujuran, dan juga kepedulian pada anggota keluarga terlebih orang tua.
Seppuku (Harakiri) sebagai jalan untuk menjaga kehormatan
Sebuah tradisi yang sangat dikenal sebagai khas dari seorang samurai yakni tradisi seppuku atau upacara harakiri. Yaitu sebuah ritual atau upacara bunuh diri. Hal itu memang akan dilakukan seorang samurai jikalau beliau telah terbukti gagal menjalankan semangat bushido, atau pada ketika beliau kalah tertangkap oleh pihak musuh. Seppuku itu biasanya akan dilakukan dengan suka rela, namun ada juga yang menjalankannya sebagai sebuah hukuman. Seppuku semenjak dulu memang dianggap sebagai satu-satunya cara untuk menerima kematian yang sangat terhormat.
Untuk melaksanakan upacara Seppuku itu memerlukan proses yang cukup ribet dan panjang. Pertama, seseorang yang hendak melaksanakan upacara seppuku haruslah memulainya dengan ritual atau upacara mandi, kemudian mereka harus mengenakan jubah putih membersihkan, dan sehabis itu akan disediakan kuliner kesukannya. Setelah beliau usai menikmati makanannya, akan ada sebilah pisau khusus yang disediakan dan ditempatkan di sebuah piring kosong. Selanjutnya, diia akan didiberi kesempatan untuk menulis sebuah puisi kematian yang akan mewakili kalimat terakhirnya sebelum mati. Setelah selesai menulis puisi, maka beliau akan mengambil sebilah pisau yang sudah disediakan, dan akan mengiris perutnya sendiri dari arah kiri menuju arah kanan. Selanjutnya, akan ada seorang “pendamping” yang yang akan memenggal kepala pelaku seppuku dengan memakai pedang katana, guna mempersingkat penderitaan dan mempercepat proses kematian.
Referensi :
https://www.boombastis.com/fakta-samurai/51013
https://www.boombastis.com/fakta-unik-katana/47103
Advertisement