Wajib anda ketahui, bahwa dikala ini PBB sudah menyatakan bawasanya sejumlah bahasa dari daerah-daerah tertentu di banyak sekali belahan dunia, sudah nyaris dan bahkan sudah punah sama sekali. Selain dikarenakan perkembangan zaman dan teknologi yang sangat pesat, bahasa-bahasa yang sudah nyaris punah tersebut memang sudah tidak pernah digunakan untuk berkomunikasi. Kalaupun masih ada yang memakainya, itu hanyalah beberapa orang-orang yang sudah dari generasi masa lampau, alias benar-benar sudah tua.
Tercatat bahwa di dunia ini ada terdapat lebih dari 5.000 jenis bahasa yang nyaris terancam punah, dan banyak diantaranya kini sudah benar-benar tidak pernah dipakai, alias sudah punah sama sekali. Bahasa-bahasa yang punah itu memang sangat cepat memudar, dikarenakan alasan-alasan khusus, salah satu alasannya yaitu sudah terintegrasi bahasa modern yang lainnya. Wahai para sobat AnehdiDunia.com, memberikankut di bawah ini sanggup anda simak bermacam-macam macam jenis bahasa di dunia yang statusnya memang sudah terancam punah, dan juga ada yang sudah punah sama sekali.
Bahasa Chamicuro atau Bahasa Chamicolo
Fakta mencatat bahwa di dunia ini hanya ada 8 orang saja yang masih menggunakan bahasa Chamicuro untuk berkomunikasi. Bahasa yang satu ini memang pada kenyataannya hanya digunakan di wilayah Perusaja, serta pada dikala ini bahasa ini statusnya yaitu kritis alias nyaris hilang dari peradaban manusia. Hal itu dikarenakan sudah sebagian besar para penduduk di wilayah terkait tidak menggunakan bahasa ini lagi, dan sejumlah kecil orang yang masih menggunakan bahasa ini yaitu orang-orang yang usianya sudah sangat tua.
Sehingga, tidak ada satupun generasi muda di wilayah itu yang masih menggunakan bahsa ini untuk berkomunikasi. Penduduk di wilayah itu dikala ini sudah menggunakan bahsa Spanyol untuk sarana berkomunikasi sehari-hari. Sedikit info, jikalau para sobat AnehdiDunia.com ingin mengetahui bagaimana cara mengucapkan beberapa macam hewan dan makhluk hidup dalam bahasa Chamicuro, ini misalnya : “kawali” untuk hewan dan makhluk hidup kuda, “polyo” untuk hewan dan makhluk hidup ayam, “Pato” untuk bebek, dan “ma’nali” untuk hewan dan makhluk hidup anjing.
Bahasa Dumi atau Bahasa Ro’do Bo
Bahasa yang nyaris punah selanjutnya yaitu bahasa Dumi. Bahasa ini dulunya banyak digunakan di sebuah wilayah di pinggiran sungai Tekan, Nepal. Bahsa Dumi ini tercatat juga pernah digunakan di daerah pegunungan Kabupaten Khotang, Nepal sebelah timur. Sampai dikala ini hanya tersisa 8 orang saja yang masih memakainya, dan lagi-lagi tidak ada satupun generasi muda yang sanggup menggunakan bahasa ini, sehingga PBB pun menempatkan bahasa ini sebagai bahasa yang statusnya juga kritis, alias sangat terancam sanggup punah selamanya.
Bahasa Ongota atau Bahasa Birale
Bahasa Ongota yaitu sebuah bahasa Afro-Asia yang dulunya banyak digunakan di daerah Ethiopia, tepatnya di tepian sebelah barat Sungai Weito. Pada awal tahun 2008, para peneliti mencatat bahwa bahasa ini masih dipakai, namun penduduk orisinil yang masih memakainya hanya tersisa 6 orang saja, dan lagi-lagi orang-orang itu sudah berusia sangat tua. Hal inilah yang menciptakan bahasa Ongota menjadi sangat kritis serta terancam hilang dari peradaban. Namun, ada fakta bahwa bahsa Ongota ini tidak sama dengan kebanyakan jenis bahasa yang sudah nyaris punah lainnya. Seorang profesor yang mengajar di Universitas Addis Ababa, Ethiopia, dengan intens melaksanakan studi terhadap bahasa Ongota ini. Dari studi tersebut, sang profesor mengambil kesimpulan bahwa bahasa Ongota ini mempunyai struktur yang berupa subyek, kemudian obyek, dan diikuti dengan kata kerja.
Bahasa Liki atau Bahasa Moar
Bahasa Tanema atau Bahasa Tetawo
Bahasa Njerep Bantoid
Bahsa Chemehuevi yaitu bahasa yang pernah digunakan di wilayah Ute, kemudian di wilayah Colorado, wilayah Utah, wilayah Arizona Utara, hingga ke serpihan wilayah selatan Nevada. Sejumlah (walau sedikit) suku orisinil pemakai bahasa Chemehuevi ini masih sanggup ditemui, namun sayangnya yang masih fasih menggunakan bahasa ini sangat langka untuk ditemukan, alasannya yaitu beberapa orang bau tanah yang masih menggunakan bahsa ini hanya memakainya sepotong-epotong saja. Sebuah studi bahsa yang dilakukan pada awal tahun 2007, berhasil memperlihatkan bawasanya hanya ada 3 orang saja yang tersisa yang tiruananya amsih fasih menggunakan bahasa ini, namun lagi-lagi orang-orang itu sudah berusia lanjut.
Bahasa Taushiro merupakan sebuah bahasa yang berasal dari Peru, dulunya tercatat pernah digunakan di daerah Sungai Tigre, dan juga di wilayah Sungai Aucayacu. Dikenal juga sebagai bahasa Isolat. Orang yang masih menggunakan bahasa ini mungkin hanya tersisa sekitar dua hingga empat orang saja. Beberapa orang orisinil hanya sanggup menggunakan bahasa ini hanya untuk berhitung dari angka satu hingga sepuluh saja. Studi dari para andal bahasa di pertengahan tahun 2008, menemukan bahwa hanya ada sau orang yang sudah bau tanah saja yang masih fasih menggunakan bahasa Taushiro ini. Sehingga jelas, bahasa yang satu ini pastinya masuk ke dalam daftar bahasa yang dipastikan akan punah di masa yang akan datang.
Referensi :
http://www.toptenz.net/top-10-rarest-languages.php
Advertisement