Dominasi pria sering dianggap sebagai norma dalam kerjaan fauna dan menjadi dilema penting dalam reformasi di masyarakat modern. Dimana telah diketahui dan dipercayai semenjak zaman lampau, pria mempunyai persentase lebih besar dalam dominasi terhadap apapun di banyak sekali cuilan dunia. Namun pada beberapa spesies di dunia fauna, dengan pengaturan sosial yang rumit atau sejarah kehidupan mereka yang membingungkan, sanggup mengejutkan kita dengan karakteristik dominasi yang dilakukan betina dalam beberapa spesies ini. Dimana dominasi ini ditampakan dalam beberapa prilaku menyerupai menjadi predator yang lebih hebat, betina yang “berada diatas angin”, betina menjadi yang paling haus darah, atau mendapat posisi yang menguntungkan dari jenis jantan, dan sebagainya. Berikut yaitu Spesies Yang Sang Betinanya Menjadi Boss versi anehdidunia.com
Topi Antelope
Topi disini bukanlah “Topi” yang biasa insan pakai dikepala ya! Topi ini yaitu nama jenis dari Antelope yang biasa hidup di padang rumput, padang pasir berumput, dan Sahara Afrika. Topi Antelope termasuk antelop tercepat, dengan kecepatan lari yang bisa mencapai 50 mil per jam. Nasib dari pejantan spesies ini dikenal jelek alasannya yaitu sikap para betina dalam perebutan pejantan yang sangat kacau dan terkadang tampak “gila”. Perkelahian terjadi diantara betina ketika mereka mencari pejantan pilihan mereka ketika berada di masa estrus (birahi) yang hanya terjadi selama sehari dalam setahun, menciptakan persaingan menjadi sangat mendesak dan terkadang sengit. Meskipun betina telah menguasai pencarian pasangan, pejantan pilihan yang mereka sanggup yaitu pejantan yang paling dominan, tegas, dan kuat. Betina pun sanggup menentukan untuk kawin dengan pejantan yang pernah mereka kawini sebelumnya. Sebuah studi di Universitas Jyvaskyla, Finlandia dan Institusi Zoologi, London mencatat bahwa waktu berkembang biak yang singkat ditambah dengan tekanan berulang dari betina untuk kawin dengan pejantan wilayah yang paling diinginkannya. Hasilnya yaitu pembalikan tugas yang aneh, dimana pejantan menjadi lebih rendah dari sang betina.
Gurita
Perkawinan mungkin tampak menyenangkan untuk beberapa spesies, namun gurita jantan menghadapi tantangan untuk perkawinan dengan betina yang berpengaruh dan kasar yang sering menentukan untuk menyebabkan sang pejantan “makanan tambahan” sesudah melaksanakan perkawinan. Kanibalisme dalam perkawinan ini menciptakan gurita jantan harus bisa melalui banyak sekali rintangan untuk bertahan hidup, termasuk melewati betina dan kemudian melarikan diri. Kanibalisme perkawinan menjadi khasnya gurita yang ditemukan dalam penelitian Panama pada tahun 1982 yang meneliti kohabitasi dan paruh ke paruh (gurita mempunyai paruh). Selain kanibalisme, gurita juga mempunyai dimorfisme yang sangat terang berbeda, dengan betinalah yang tampak unggul. Sebagai contoh, betina yang ukurannya 3 hingga 4 kali lebih panjang dari sang pejantan, dimana perkawinan fisik antara betina yang lebih besar ini bersama-sama tidak terjadi. Sebagai gantinya, pejantan melepaskan tentakel khusus yang disebut “hectocotylus”, yang sanggup berenang sendiri dan mengantarkan sperma ke betina. Setelah proses fertilisasi, betina mengeluarkan “bahan” yang membentuk cangkang berkapur besar yang dipakai sebagai sel telur.
Burung Phalarope
Sebuntut burung penyeberang berwarna warni dan khas, tiga spesies dari burung Phalarope yaitu burung pantai yang telah menyebarkan kaki berselaput untuk berenang di perairan dalam dan dikenal alasannya yaitu pembalikan tugas “gender” yang gila yang biasanya terkait dengan burung. Dari penampilannya yang luar biasa dari dominasi sang betina, burung Phalarope betina mempunyai ukuran, keindahan, dan struktur sosial yang lebih tinggi. Betina dari ketiga spesies Phalarope jauh lebih berwarna daripada pejantannya yang membosankan dan begitu – begitu saja, mengisyaratkan dominasi yang otoriter dari para betina. Burung ini dikenal jelek dari kelakuan sang betina, dimana untuk menjaga jumlah “harem” pejantan, burung Phalarope betina mengejar pejantan yang ia inginkan. Bertarung dengan betina lain untuk bersaing mendapat jalan masuk ke pasangan yang mereka inginkan. Pada ekspresi dominan kawin, burung Phalarope melaksanakan perkawinan dengan beberapa pejantan dan memdiberikan tanggung balasan untuk menginkubasi empat telur dalam sarang dan membesarkan para bayi dibawah asuhan masing – masing pejantan yang dipilih oleh betina sebagai pasangannya.
Belalang Sembah
Belalang Sembah biasa kita jumpai ketika kita sedang bermain dikebun, serangga ini biasanya dijadikan fauna peliharaan ataupun subjek penelitian ilmiah.Jika dilihat dari penampilannya, Belalang Sembah tampak menyerupai alien yang menyeramkan, sama menyerupai proses perkawinannya. Belalang Sembah jantan akan membiarkan sang betina untuk memakannya sesudah kawin. Spesies Belalang Sembah tertentu, menyerupai Belalang Sembah Cina, berkontribusi dalam kemampuan reproduksi sang betina. Fekunditas betina meningkat jika memangsa belalang yang besar, dimana pejantan yaitu sumber masakan yang sangat berkhasiat. Sebuah studi yang dikeluarkan oleh “Royal Society” (Kelompok Ilmiah Kerajaan) menemukan bahwa 63% masakan dari Belalang Sembah betina selama ekspresi dominan kawin sanggup terdiri dari beberapa Belalang Sembah jantan siap kawin.
Cerpelai Kurcaci
Cerpelai Kurcaci dikenal dan dikagumi dari kemampuannya untuk mengalahkan ular. Anggota keluarga dari bangsa Cerpelai memang cenderung karnivora, dengan penampilan mereka yang tampak menyerupai musang. Cerpelai Kurcaci yaitu salah satu anggota keluarga bangsa Cerpelai terkecil, cerpelai ini pun dikenal juga dari kecenderungan hidup mereka dalam suatu kelompok (sekitar 12-15 anggota) yang dipimpin oleh sesosok betina yang mempunyai hak tunggal dalam perkawinan diantara tiruana betina dalam kelompoknya. Betina lain dalam kelompok tidak diizinkan untuk berkembang biak (kawin), namun mereka bisa membantu untuk merawat bayi dari sang pemimpin betina. Jika betina lain ternyata berkembang biak, anak – anak mereka kemungkinan akan dibunuh untuk mempertahankan hierarki sosial. Struktur sosial dari tugas pejantan dikelompok ini yaitu sebagai penjaga yang bertanggung balasan atas pertahanan teritorial dan bertindak sebagai pengawal. Namun tetap, tugas pejantan ini masih dibawah tugas pemimpin betina dalam kelompok. Meskipun jumlah kelompok mereka tidak begitu besar, kelompok dari Cerpelai Kurcaci sanggup menpeduli wilayah seluas 75 hektar dimana mereka mengumpulkan bermacam-macam mangsa menyerupai burung, serangga, kadal, hingga ular.
referensi:
oregonzoo.org/discover/animals/dwarf-mongoose
rspb.royalsocietypublishing.org/content/283/1833/20160656.full
arctic.uoguelph.ca/cpl/organisms/birds/cool/girlpower.htm
nationalgeographic.com/magazine/2016/04/basic-instincts-octopus-mating/
bbc.com/earth/story/20150223-mysteries-of-cannibal-octopus-sex
curiousnatureshop.com/blogs/news/47814917-topi-the-antelope-for-gender-equality
Advertisement