Hewan biasanya mempunyai keunggulan tertentu bila dibandingkan insan pada salah satu panca indera, misal dalam pendengaran, penglihatan, ataupun mengendus (Membaui). Karena hal inilah, insan selama beradab - abad telah mencoba untuk mempelajari kemampuan “khusus” fauna untuk sanggup memanfaatkannya bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh, kita belum sanggup mengerti bagaimana para fauna liar bisa memprediksi gempa beberapa hari bahkan beberapa ahad sebelum gempa itu terjadi. Para ilmuwan berharap sanggup mendapatkan lebih banyak informasi dan belakang layar dibalik kemampuan fauna – fauna ini dengan memantau setiap sikap dari fauna – fauna tersebut. Dan hingga dikala ini, gempa bumi masih menjadi salah satu fenomena alam yang paling susah dideteksi dengan baik oleh manusia. Berikut yaitu Kemampuan Khusus Hewan Yang Tidak Dimiliki Manusia versi anehdidunia.com
Lumba-Lumba
Sahabat anehdidunia.com niscaya lebih sering mengenal mamalia air yang satu ini sebagai fauna yang pandai, dimana kita pun sering melihat lumba-lumba dalam atraksinya didalam pertunjukan sirkus dan kebun binatang. Selain alasannya kecerdasannya, lumba-lumba juga dikenal dari kemampuannya untuk memancarkan gelombang bunyi dan bisa mendeteksi apa yang terjadi disekitarnya dengan menafsirkan pantulan dari gelombang yang telah ia pancarkan. Lumba-lumba memancarkan gelombang bunyi dari suatu organ dikepala mereka, yang fungsinya hampir sama menyerupai radar. Tujuan utama dari kemampuan khususnya ini yaitu semoga lumba-lumba sanggup mendeteksi adanya bahaya ataupun mangsa yang ada disekitarnya, yang ternyata sanggup juga berfungsi untuk mendeteksi kehamilan pada manusia.
Menurut para ahli, gelombang bunyi yang dihasilkan lumba-lumba bisa dipakai untuk mendeteksi janin dalam perut perempuan hamil. Para dokter biasanya memakai “Ultrasound” (gelombang bunyi tinggi), untuk menggambarkan (visualisasi) perkembangan janin, dimana sebagian dari gelombang ini terpantulkan kembali (gema) di antara batasan otot dan jaringan kulit. Hasil pantulan Ultrasound inilah yang selanjutnya dikombinasikan dengan komputer untuk mendapatkan citra detail janin dalam kandungan.
Dan ternyata, gelombang bunyi yang dikeluarkan oleh lumba-lumba mempunyai kesamaan dengan gelombang Ultrasound, yang juga sanggup mendeteksi kehamilan pada wanita. Kadab lumba-lumba akan menstimulasi satu sama lain, mereka akan menempelkan moncong mulutnya ke kulit dan melepaskan gelombang suara, dimana gelombang bunyi ini yaitu sebuah ekolokasi (bio sonar) yang terkonsenstrasi, dan gelombang ini akan membuktikan ada tidaknya janin dari reaksi yang ditunjukan di seputaran perut wanita.
Lebah Madu
Lebah madu sudah usang dimanfaatkan insan untuk menghasilkan madu murni yang enak dan sehat untuk dikonsumsi. Namun tahukah sahabat? Ternyata lebah madu juga sanggup dilatih untuk mendeteksi ranjau darat dengan cara “Menyamakan” aroma gula dengan materi peledak. Lebah madu bisa mendeteksi “aroma” bom TNT dari jarak 4,5 kilometer jauhnya (Jauh sekali ya). Kamera Termal pun dipakai untuk melacak pergerakan para lebah madu ini. Penelitian pada kemampuan khusus lebah madu ini pun masih berlanjut, dimana para lebah madu ini dibutuhkan bisa dipakai juga di bekas – bekas ladang ranjau, untuk mendeteksi masih adakah ranjau darat yang tertinggal. Lebah pun memegang gelar di “Guinness World Record” sebagai fauna terkecil yang sanggup dipakai sebagai pendeteksi ranjau darat.
Kucing
Hampir tiruana orang menyukai fauna lucu dan menggemaskan yang satu ini, dimana kucing pun menjadi salah satu fauna yang paling sering dijadikan peliharaan bahkan sahabat oleh manusia. Beberapa pemiliki kucing, menyampaikan bahwa kucing mereka mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan penyakit. Meskipun bahwasanya kucing tidak mempunyai kemampuan tersebut, tapi kucing ternyata sanggup mendeteksi penyakit.
Penyakit menjadikan zat-zat kimia dalam badan mengalami perubahan, dan kucing memakai indera penciuman tajamnya untuk mengidentifikasi apakah seseorang sedang sakit atau tidak. Kucing pun sanggup mengumpulkan lebih banyak informasi dengan mencicipi perubahan dalam suasana hati dan sikap seseorang. Kucing pun juga bisa mendeteksi penyakit pada fauna lainnya. Ada sebuntut kucing yang telah “memperkirakan” 25 selesai hidup di sebuah panti jompo. Kucing itu berjulukan Oscar, ia membuktikan mengasihi secara tiba-tiba (sebelum-sebelumnya Oscar nampak tidak peduli) ke beberapa penghuni panti yang hampir meninggal dunia. Para mahir pun berhipotesis bahwa kucing bisa mencium dan mencicipi organ - organ badan yang telah mati atau hampir mati.
Ular
Sudah bukan belakang layar umum ya kalau ular yaitu salah satu fauna yang ditakuti manusia, dimana dengan melihatnya saja orang – orang bisa berteriak histeris dan lari dengan cepat. Ular yaitu fauna yang sangat hebat dalam kemampuannya menemukan dan menangkap mangsanya. Dimana ular mempunyai lubang dikepalanya yang memungkinkan ular bisa mendeteksi radiasi infra merah yang dipancarkan oleh badan mangsanya (berdarah gerah) sejauh 1 meter. Penglihatan infra merah ini bertindak sebagai indera tambahan, indera ini memdiberikan informasi mengenai mangsanya (posisi, ukuran, dan pergerakan) didalam kegelapan dan membantu ular semoga sanggup lebih terpercaya dikala menangkap mangsanya. Fungsi dari indera suplemen ini disebut dengan sistem Somatosensorik, yang tidak memakai mata untuk mendapatkan sinyal dari sistem ini. Ular lebih baik dalam mendeteksi gerah dari pada cahaya, dan sistem somatosensorik ular pun juga bertanggung balasan untuk mendeteksi rasa sakit, sentuhan, dan suhu.
Gajah
Dilihat dari ukuran telinganya yang besar, gajah memanglah salah satu fauna yang indera pendengarannya sangat tajam luar biasa. Namun tahukah sahabat, ternyata gajah mempunyai kemampuan lain yang juga tidak kalah luar biasanya. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa gajah pun bisa mendeteksi akan datangnya angin puting-beliung hujan dari jarak 241 kilometer (Jauh sekali ya).
Kemampuan luar biasa ini terkuak sehabis menganalisa migrasi para gajah di Namibia. Gajah sanggup mendengar suatu bunyi berfrekuensi dibawah rentang pendengaran yang bisa didengar insan dan gajah memakai kemampuan ini sebagai salah satu cara mereka berkomunikasi. Dan angin puting-beliung petir juga mengeluarkan bunyi berfrekuensi rendah, yang tentu sanggup didengar dan dideteksi oleh para gajah dengan gampang.
Setelah tujuh tahun melacak dan mengamati pergerakan sembilan gajah dari banyak sekali kelompok memakai GPS, para periset menemukan bukti bahwa migrasi yang dilakukan gajah bergantung dari situasi selama demam isu hujan dikawasan Namibia. Periset mengamati gerakan para gajah yang menempuh ratusan mil untuk menuju angin puting-beliung petir, yang telah dilakukan para gajah beberapa hari sebelum hujan terjadi.
referensi
popsci.com/article/science/elephants-able-detect-rainstorms-150-miles-away
nature.com/news/2010/100314/full/news.2010.122.html
news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/magazine/6919063.stm
wired.co.uk/article/landmine-bees
livescience.com/38087-can-dolphins-detect-pregnant-women.html
Advertisement