Penjara ialah sebuah kawasan di mana para insan menerima sanksi kurungan selama beberapa waktu, dengan tujuan supaya para insan yang sudah melaksanakan tindak kriminal tersebut sanggup menebus kesalahannya, dan sanggup memperbaiki hidupnya gar lebih baik. Namu, pada kenyataannya, banyak juga masalah di mana sebuah penjara tidak memmemberikankan dampak dan imbas jera sedikitpun kepada para tahanannya, malah justru semakin menciptakan beberapa tahanan menjadi semakin liar dan susah untuk dikendalikan. Banyak juga di antaranya yang berani dan tega untuk mencelakai atau membahayakan nyawa rekan-rekan sesama tahanan lainnya.
Di beberapa penjara di dunia, memang ada didapati penjara-penjara yang mempunyai sistem kehidupan yang mengenaskan, serta para tahannya sering menerima perlakuan yang sangat tidak manusiawi, baik dari sesama tahanan ataupun perlakuan dari para sipir penjara. Kasus-kasus pemerkosaan dan tindak kekerasan lainnya juga didapati sering terjadi di beberapa penjara di dunia. Pastinya hal itu menciptakan para tahanan menjadi rela untuk melaksanakan bermacam-macam cara supaya terhindar dari tindakan-tindakan yang tidak manusiawi itu. Adapun di antaranya ada yang nekat untuk melaksanakan pelarian, alias kabur dari penjara. Hingga ada beberapa di antaranya menjadi sangat dikenal dan banyak dipakai alasannya tindakannya itu, dan bahkan ada yang hingga menciptakan banyak pihak kepolisian menjadi kewalahan dan putus asa dalam upaya pencegahan tindakan uji coba kabur itu. Berikut di bawah ini beberapa tokoh narapidana dikenal dan banyak dipakai tersebut :
Choi Gap-bok “The Korean Houdini”
Choi Gap-bok ialah seorang tahanan krimial yang berasal dari Korea, di mana ia tekenal sangat sering untuk mencoba kabur dengan melaksanakan aksinya yang sanggup dibilang menakjubkan, yaitu keluar dengan melalui dari lubang makanan pada pintu sel. Choi yang pada dikala itu berusia 50 tahun, berhasil ditangkap untuk kesekian kalinya, alasannya terlibat dengan masalah perampokan pada sebuah toko. Karena Choi ialah seorang laki-laki yang rajin memperlancar Yoga selama bertahun-tahun lamanya, ia meanfaatkan kelenturan tubuhnya itu untuk sanggup menemukan solusi kabur dari penjara.
Pada awal cerita, Choi sengaja meminta sebotol kecil minyak pijat untuk badan kepada salah seorang sipir di sana, dengan alasan untuk ia gunakan sebaga minyak pijat. Namun, keesokan harinya, ternyata ia memanfaatkan minyak itu untuk melumasi seluruh tubuhnya, kemudian alasannya kelenturan tubuhnya yang sudah terlatih selama bertahun-tahun itu, Choi berhasil menyusup ke dalam lubang makanan yang hanya berukuran 6×17 inci saja. Dan uniknya, agresi absurd ini Choi lakukannya hanya dalam hitungan 34 detik.
Aksi dari Choi yang tergolong pandai dan mulus ini menciptakan para sipir penjara menjadi heran, alasannya di keesokan hari Choi sudah didapati tidak lagi di dalam kamar selnya, dengan tanpa meninggalkan satu tanda-tanda perusakan sarana sama sekali. Aksi dikenal dan banyak dipakai dari Choi ini tentu saja sangat menggemparkan masyarakat luas, dan sampai-sampai banyak media massa di Korea yang menjuluki Choi sebagai “Houdini dari Korea”. Namun sayangnya, Choi berhasil ditangkap kembali sesudah selang waktu 6 hari pencarian, kemudian Choi kembali dimasukkan ke dalam kamar sel yang mempunyai slot makanan yang berukuran sangat kecil, dengan tujuan supaya Choi tidak sanggup kabur lagi dari penjara.
Jack Sheppard Spesialis Melarikan Diri Dari Penjara
Jika para sobat AnehdiDunia pernah melihat film yang menapilkan adegan seorang narapidana kabur dengan menggunakan rangkaian kain seprei yang saling diikat hingga menjadi seutas tali, maka tindakan itu memang benar-benar pernah dilakukan oleh seorang tahanan kriminal berjulukan Jack Sheppar. Dia ialah seorang tahanan yang hidup pada era kala 18, dan yang membuatnya sangat tenar serta dibicarakan banyak orang ialah bermacam-macam agresi akaburnya yang banyak mengilhami film-film di seluruh dunia. Pada masa itu, kamar sel Jack Sheppard ialah kamar sel yang hanya terdiri dari tembok saja, dengan tanpa mempunyai jendela satupun.
Kemudian agresi absurd pertamanya ialah dengan upaya membobol tebalnya tembok penjara, yang pastinya hal itu menjadikan bunyi yang bising, sehingga otomatis menarik perhatian para penjaga penjara. Aksi absurd pertamanya itu berujung pada kegagalan. Si Jack pun kembali ditangkap, dan kembali dijebloskan ke penjara. Namun, yang gilanya lagi, kali ini Jack berhasil mendobrak sebuah jendela yang dibentuk besi, kemudian ia menuruni tingginya tembok penjara dengan menggunakan rangkaian kain seprei yang diikat menjadi satu, hingga mirip seutas tali. Namun sayangnya Jack lagi-lagi harus gagal di dalam upayanya kali ini.
Si Jack kemudian kembali ditempatkan di sebuah kamar sel, namun kali ini ditidak ada yang kurangi dengan penjagaan yang sangat ketat, kaki serta tanga Jack sengaja dirantai, supaya tidak sanggup kabur lagi. Namun, pada suatu hari Jack secara tidak sengaja menemukan sepotong kawat usang, dan ia memanfaatkannya untuk mencongkel gembok dari rantai yang membelenggu dirinya itu. Untuk kesekian kalinya Jack berhasil kabur dengan menerobos sebuah cerobong asap di penjara tersebut. Si Jack berhasil menjebol 6 buah pintu yang berlapis, kemudian melompat keluar tembok, serta melompat atap-atap rumah penduduk, serta menghilang di gelapnya malam. Namun, lagi-lagi Jack harus tertangkap untuk kesekian kalinya, namun kali ini pihak berwenang memutuskan bahwa Jack harus dieksekusi mati. Pada hari ekesekusinya, program itu didatang i hampir setengah warga kota London, yang mana itu mencerminkan betapa tenar dan dikenal dan banyak digunakannya si Jack itu, yaitu sebagai seorang seorang jago lolos dari penjara yang tidak kenal menyerah.
Yoshie Shiratori Spesialis Meloloskan Diri Dari Penjara
Pada era tahun 1930-an, ada seorang laki-laki asal Jepang berjulukan Yoshie Shiratori yang berhasil ditangkap oleh polisi setempat, alasannya ia dicurigai telah melaksanakan pembunuhan dan sejumlah pencurian. Namun, pada awal tahun 1936, Yoshie berhasil lolos dari penjara Aomori, yaitu dengan menggunakan seutas kawat yang ia pakai untuk mengambil kunci gemboknya, namun ia sanggup segera ditangkap, dan sesudah itu ia dijatuhi sanksi kurungan seumur hidup. Namun, lagi-lagi beberapa tahun kemudian, ia berhasil meloloskan diri kembali dari sebuah penjara berjulukan penjara Akita. Pada dikala itu Yoshie menyusup melalui ventilasi udara, yang kemudian ia lagi-lagi tertangkap sesudah dua tahun berhasil lari dari kejaran polisi. Di tahun 1944, Yoshie kembali merencanakan pelarian diri, kali ini ia memanfaatkan penggalan mangkuk makan sebagai alat bantu untuk melepas borgolnya, dan untuk kesekian kalinya Yoshie berhasil lolos dari penjara.
Namun pelarian Yoshie tidaklah lama, alasannya sesudah masa Perang Dunia ke 2 usai , ia ditangkap kembali di pertengahan tahun 1946. Kemudian pihak pengadilan Sapporo memutuskan untuk menghukum mati Yoshie. Sembari menunggu hari eksekusinya, Yoshie kembali merencanakan pelarian diri lagi, dengan cara menggergaji lapisan papan lantai kamar selnya, yaitu menggunakan lempeng logam tajam. Kemudian ia berhasil lolos dari penjara itu juga dengan harus menggali tanah dengan menggunakan sebuah mangkuk makan. Pada dikala menginjak usia 41 tahun, Yoshie merasa jera dengan aksinya itu, sehingga pada karenanya ia mengaku dan menyerahkan diri kepada seorang polisis. Pada dikala itu, entah alasannya alasan apa, Yoshie diampuni dan dibebaskan di tahun 1960.
Referensi :
http://indonesiaone.org/5-kisah-legendaris-para-napi-yang-kabur-dari-penjara/
/search?q=3-kisah-napi-kabur-kaburan-paling-fenomenal
Advertisement